Sabtu, 20 Agustus 2011

Membunuh Kebosanan

Pen_and_paper_1.jpgKadangkala seseorang mempunyai keinginan kuat untuk menjaga waktunya dalam ketaatan kepada Allah. Misalnya, dia menetapkan dua jam setelah Isya untuk mencari ilmu agama, dua jam berikutnya untuk qiyamul lail (shalat malam). Apabila datang waktunya, dia mulai menjalankan programnya. Tetapi, ketika program baru berjalan setengah atau satu jam dari awal pelaksanaan, dia mulai merasakan kebosanan dan kejenuhan merayap dalam hatinya. Ia merasakan, keinginannya mulai mengendur dan melemah.

Dalam situasi ini – dan di bawah pengaruh bujuk rayu setan dan usahanya membuat seorang hamba bermalas-malasan dalam memanfaatkan waktunya – dia akan menghentikan ibadahnya dan tidak lagi melanjutkan program-program yang dia rancang untuk dirinya sendiri. Bukannya memanfaatkan waktu, malah justru dia pergi tidur atau berbicara tanpa manfaat dengan alasan ia telah bosan dan jenuh dan bahwa ia tidak lagi mampu melanjutkan dan meneruskan. Demi Allah, ini adalah kerugian besar.

Pada hakikatnya, kebosanan – yang sebetulnya bukan kebosanan ini – adalah bisikan setan bahkan ia adalah tipuan dan makar setan kepada jiwa. Dengannya setan menggoda seseorang bahwa dia tidak lagi mampu melanjutkan program-programnya untuk menjaga waktunya, setan membisikkan kepada dirinya bahwa dia telah jenuh dan bosan dalam melakukan ketaatan.

Dalam kondisi ini, akibat yang sangat disesalkan adalah dia meninggalkan ketaatan dengan alasan istirahat, refreshing dan mengusir kejenuhan dari dalam diri. Kemudian setiap kali seseorang berkeinginan memanfaatkan waktunya untuk amal kebajikan, setan selalu membisikkan bahwa dia sekarang ini dalam kondisi bosan dan jenuh. Maka, jalan keluarnya (menurut versi setan) adalah menunda ketaatan dan amal-amal kebajikan sampai berakhirnya masa kebosanan (yang pada hakikatnya bukanlah kebosanan). Selanjutnya, ia akan menjadi bulan-bulanan setan. Ia akan terus membuatnya malas dalam ketaatan, satu demi satu. Akhirnya, ia berujung pada meninggalkan kewajiban-kewajiban agama. Inilah puncak musibah.

Jika Anda mengatakan, “Tetapi saya memang benar-benar jenuh setiap saya berniat memanfaatkan waktu untuk kebaikan bukan sekedar jenuh karena bisikan setan. Lalu, apa solusi dan pemecahan masalah ini?” Saya menjawab, “Saya sebutkan beberapa saran dan pemecahan mudah-mudahan Allah memberi manfaat karenanya.”
  1. Mengubah posisi duduk. Misalnya, Anda membaca Al-Quran dengan posisi duduk seperti duduk tahiyat,  kemudian Anda merasa jenuh, maka ubahlah duduk Anda dengan bersila untuk mengusir kebosanan dan kejenuhan.
  2. Membasuh muka dengan air dingin pada saat mulai merasakan kemalasan dan kejenuhan.
  3. Mengubah bentuk ibadah yang Anda lakukan. Apabila Anda shalat selama satu setengah jam, kemudian Anda merasakan kebosanan, maka gantilah dengan ibadah yang lain. Seperti berdzikir, beristighfar, atau menuntut ilmu selama satu jam atau satu setengah jam. Anda akan mendapati diri Anda bergairah kembali untuk melaksanaan shalat. Maka kembalilah lakukan shalat Anda dalam keadaan nyaman, segala kejenuhan telah pergi dari Anda.
  4. Apabila Anda merasa malas, sementara Anda sedang berada di ruangan tertentu, maka pindahlah ke ruang lain bila hal itu memungkinkan.
  5. Menghirup udara segar, bisa di jalan atau berdiri di samping jendela untuk beberapa saat, merupakan sarana efektif untuk mengusir kejenuhan.
  6. Apabila Anda sedang membaca suatu buku, kemudian Anda merasakan kemalasan, maka berjalan dan berkelilinglah di sekitar rumah untuk beberapa saat. Hal ini bisa mengembalikan semangat dan memicu gairah.
  7. Di antara cara mengusir kemalasan adalah berbicara dengan orang lain, seperti orang tua atau salah satu saudara di rumah atau menelepon salah seorang teman. Dengan syarat, pembicaraannya harus terbebas dari kemaksiatan. Begitu juga jangan berlama-lama, sebab hal itu bisa menyeret kepada kesia-siaan yang tidak berguna, yang justru memecah konsentrasi dan melemahkan semangat.
  8. Beristirahat sebentar ketika meresa jenuh dengan mengambil waktu sejenak untuk beristirahat. Tetapi hendaknya berhati-hati, jangan sampai istirahat sejenak ini berubah menjadi tidur panjang.
  9. Mengubah anggota badan dalam melaksanakan ibadah. Misalnya, Anda membaca dengan menggunakan indera mata. Apabila di tengah-tengah membaca Anda merasa jenuh, maka ubahlah anggota badan dengan berganti mendengar kajian pendidikan ilmia. Karena mendengar kaset bergantung kepada telinga, bukan mata. Apabila Anda mulai malas mendengar, maka gantilah dengan menulis dan mencatat yang berpijak pada tangan. Dan begitu seterusnya, berpindah-pindah dari satu anggota badan ke anggota badan yang lain. Kebosanan hilang berganti dengan semangat.
  10. Apabila Anda merasa jenuh membaca, maka siapkanlah secangkir teh, atau kopi, sari buah atau susu. Hal itu bisa mengambilkan semangat dan memperbaharui motivasi.
  11. Mandi dengan air dingin untuk mengusir rasa jenuh dan malas pada anggota badan.
  12. Melakukan aktifitas jasmani yang ringan dan tidak memerlukan waktu lama. Seperti menata buku-buku di perpustakaan atau menyusun kaset-kaset di almari  atau mengatur dan menata kamar. Aktifitas ringan ini bisa mengusir kemalasan, mengembalikan energi dan semangat dalam jiwa untuk kembali melakukan ketaatan kepada Allah.
Sumber: 125 Kiat Orang-orang Terdahulu Menjadikan Waktu Produktif, Abul Qa'Qa Muhammad bin Shalih, Elba.
 oleh: Tim Redaksi
SOURCE: 
Artikel: PengusahaMuslim.Com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar